Thursday, November 17, 2011

Trapped 2.

Lift berhenti mendadak. BANG! SYUUTT...

"HUAAAA...." lift mendadak naik. "SIALAN LOOO...." BANG! Berhenti lagi.
Bernand menyumpah-nyumpah.
Salma mengamati apa yang bisa dilakukannya.

HATSYI!!
"Dodoll...." gerutunya. "Hei, bodi kotak!" Bernand mendelik, "Kenapa setiap aku ketemu kamu, selalu sial?" HATSYI!

Tiba-tiba lift mendadak meluncur turun. Bernand dan Salma berteriak.
"HUAATTTT...SYIII....!!! ARRGGHHH.... MAKANYA JANGAN PAKE PARFUM, DODOOOLLLL....!!"


Sementara itu, diruang kontrol lift...
"Nih tombol apaan nih..." Max memencet.
"Itu tombol naik, mas..." jelas si Kuncing.
"Ohhh... keren juga. Jadi film-film bikinnya beginian semua? Kereenn..." Max kembali memencet tombol. "Trus ini tombol apaan? Pasti danger kaaann..."
"Itu tombol turun mas..."
"OOhh.... lucu juga... hehhehe...."

Bersamaan dengan itu,
"SIAAALLLLL.....!!" Bernand berteriak sejadi-jadinya.
BANG! LIFT berhenti lagi. "Si-allhhh...."
"Lift begooo...." seru Salma. Dia memencet kode speaker. "HOI, IDUPIN LIFTNYA, BEGO! MAKANYA JANGAN BELI BARANG CHINA!!"
"Hei, ini lift buatan German, tau! Jangan menghina!"
"OH ya?!" Salma melotot. "Kok kamu tau...?!!"
Bernand baru mau menyalak tapi dia mendadak sadar, hasilnya tak ada suara yang keluar.

Salma menatapnya dengan wajah merah. Giginya gemeletuk dan tangan terkepal.
"Kemarin Boxing partner aku kabur..."
Glek!

Trapped.

"Jadi inget, Gue di dalem, Salma masuk, Gue kasih kode, lo matiin liftnya!"
"Beres man, bereess... You can count on Max!"
"Jangan salah orang! Terakhir lo trapped gue sama nenek-nenek di toilet! Najes lo.."
"Kali ini gak bakalan salah deh man! I'm watching you! Gue standby di post security. Mo stop di lantai berapa, bos?"
"Lantai paling atas! Ada gazebo! Biar romantis waktunya... Si tukang biola udah sampe?"
"Standbyyyy.....!" Max mengancungkan jempol. Bernand sumringah.
"Suruh si Kuncung nemenin lo beresin ini lift! Jangan matiin AC-nya, tar gue mampus beneran!" membaui diri sendiri, "Udah wangi belom gue, parfum mana..."
"Sebentar man, mengulik idung si Salma yang alergi cowok terlalu wangi, mendingan jangan disemprot lagi deh man..."
"Berisik lo! Mana bisa idup gue lepas dari parfum..." Crut! Cruut! Crurrrttt.."

HATSYI!! Max bersin duluan.
"Gue bawain bekal kapas, man." Bernand melotot. "Kalo2 Salma butuh buat nyumpelin idung.., sebelum elu digeplak apa pintu lift rusak."
Blak!

Beberapa saat kemudian... Ting! Pintu lift terbuka. Mata Bernand hampir loncat saking shockednya.
"LO GAK SALAH INI LIFT APA KAMAR MESUM?! KOK PAKE HIASAN SEGALA?! ANJRIT ADA SOFABED!! GRRR...."
"Lhooo... katanya mau membangun suasana romantis? Jadi gue akalin pake ini, biar lo berdua enggak capek, enggak sakittt..."
Max masuk ke dalam lift bernuansa pink dengan sofabed mini empuk.
"Liat nih, ada minuman segala. Ceritanya trapped didalam lift kan, nah ini gue siapin bekal kalo2 elu hauss..."
"GRRRR..." Wajah Bernand merah padam. Ini anak bolot bonus idiot!! Grrr....
"G-gue bis-bisa keluarin bosss...." Max gemetar dan segera memerintah anak buat untuk mengeluarkan perangkat lift nan girly.
Blak! SEjak kapan Salma sibibir monyong itu suka warna pink? Grr...


Setengah jam kemudian, lift kembali normal.
"Nah, gini kek.. bikin sealami mungkin... bego.."
Max mesem-mesem. "BERES MAN! Sono masuk...masuk kandang sono... Gue kasih kode kalo si mulut monyong dateng."
"Inget satpam gak usah sok carmuk idupin lift, sebelum gue kasih kode, lo jangan idupin!"
"You're d boss, man! Udah mo jam-nya nih. Masuk sono..."


Setelah lima kali turun naik lift dari lantai B1 sampai 35....
"Sial... si Salma kapan nyampenya nih. Masa gue turun naik lift kayak orang bloon gini... mang gue satpam apa..." Bernand berkaca. "Rambut gue mulai turun 1cm... hoe..."

Ting!
"Lantai lima belas, say...!" senyum sang tante centil. Dia memandang Bernand dari atas kebawah, "Ganteng-ganteng satpam lift. Sayanggg...."
"WHAT?! SATPAM?!" Nih orang gak tau gue siapa..
"Situ yang jagain lift kan... lantai lima belas, tolong cinta!"
"Mang gue kacung?" Bernand melotot.
"Kerja sama tante mau?!" Tante tersenyum centil sambil mengedipkan mata.

Ting!! LIft terbuka, terlihat Bernand mendorong si tante-tante jutek keluar lift.
"Jangan kasar-kasar doongg, deekkk...!"
"Lift reserved! RESERVED! Ini buat gue ajaaa..."
"Gak bisa! Tante maunya yang ini... sama adeekkk..."
"Gak bisa! Cari lift lain!"
"Tante laporin security!"
"Gue pecat securitinya kalo berani ikut campur!"
"Gak bisa... tante mau ikut..."

Ting!
Pintu lift buru-buru nutup. Bernand menghela napas lega.
"Gilaaa... ini diluar skenario! Tapi seru juga hehhehe...."
Pff, berat amat perjuangan. Ini demi Salma... kalau enggak ditangkep satu lift, nih anak gak bakalan sudi dua-duaan sama gue. Semoga berhasil...

Bernand mematut diri, "Mesti sampe jam berapa gue turun naik lift gini.. mual..."

Ponselnya mendadak berbunyi. "Hallo.. halloooo..." suara tak jelas.
TING!!
"HOOIII... mesti sampe jam berapa gue disini? Lo bilang gak jam berapa dan gak pake ngaret?! Hoi, MAX!! HUOOIII...."

HATSYI!! HATSYIIII...!! Suara bersin. Bernand menoleh. Dia melihat seseorang sedang mengucek hidung dengan wajah cemberut, "SAL-MA!"