“Dia pikir dia bisa mengalahkanku?!” Salma mondar-mandir
jengkel. “Dia harus mencoba lebih keras,
karena aku punya Sembilan nyawa.”
“Hm, maaf nona. Jika
kita berpatokan pada Sembilan nyawa kucing, nyawa nona mungkin tinggal empat
saja.” Salma melotot. Gilbert dengan sopan melanjutkan, “Nona
pernah hampir mati ketika di rehab, kedua karena dikeroyok, ketiga karena masuk
jurang, keempat karena diracun, kelima karena ditembak di bandara,
nona. Apa nona lupa?"
"Grrr....."
"Nona..." Gilbert terlihat ragu. "Selama ini nona selalu beruntung dapat lolos dari kematian." Salma menunggu. "Aku kuatir..."
"Aku akan mati, begitu?!" bentaknya. "Grr... bodoh sekali! Kamu pun takut padanya?" Gilbert menggeleng. "Aku takut saat-saat vital dimana nona sedang tidak beruntung..."
"Nona..." Gilbert terlihat ragu. "Selama ini nona selalu beruntung dapat lolos dari kematian." Salma menunggu. "Aku kuatir..."
"Aku akan mati, begitu?!" bentaknya. "Grr... bodoh sekali! Kamu pun takut padanya?" Gilbert menggeleng. "Aku takut saat-saat vital dimana nona sedang tidak beruntung..."
No comments:
Post a Comment